Uraian Cake Kebun dari Sang Inovator

Foto : Cake Kebun yang digagas PKM Lappae.

UJARAN.SINJAI – Inovasi yang digagas oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Lappae, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai diganjar penghargaan. Adalah inovasi Cake Kelor dan Labu Kuning (Kebun) Menghadang Stunting dengan Nikmat oleh inovator drg. Irfan Aryanto dari PKM Lappae kini menambah rentetan prestasi Pemkab Sinjai khususnya dalam bidang kesehatan.

Pasalnya, inovasi Cake Kebun masuk kategori Top 30 Inovasi Pelayanan Publik tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2020 yang diserahkan langsung oleh Sekprov Sulsel, Abdul Hayat kepada drg. Irfan Aryanto, di Hotel Claro, Kota Makassar, Kamis (12/11/20) lalu

Inovator Cake Kebun, drg. Irfan Aryanto saat dihubungi oleh wartawan Ujaran, Sabtu (14/11/20) siang ini mengatakan, pihaknya awalnya ingin membantu balita meningkatkan gizinya.

“Kami ingin bantu balita dalam meningkatkan gizinya, awalnya saya bekerja sama dengan petugas gizi yang ada di Puskesmas Lappae. Kami menyadari bahwa banyak makanan yang tidak mungkin mendukung hal itu, maka kami mencoba memformulasikan bahan makanan yang baru yang mungkin secara tekstur dan kandungan itu bagus untuk anak-anak,” kata drg. Irfan sapaan akrabnya.

Olehnya itu pihaknya, tutur drg. Irfan, mencari bahan yang sangat mendukung langkahnya tersebut sekaligus mudah ditemukan di kalangan masyarakat. Peluang itu datang dari tanaman yang tersedia dimasyarakat.

Setelah melihat ketersediaan itu, lanjutnya, muncullah ide untuk memberdayakan daun kelor lantaran jumlah kalsiumnya lebih banyak dibanding susu sedangkan paduan labu kuning, ia berharap apa yang anak-anak makan dapat terserap dengan baik.

“Jadi Cake Kebun ini kami ambil dari daun kelor yang dicampurkan dengan labu kuning dan kami padukan juga dengan beberapa bahan, kemudian nantinya dikukus dan dinginkan hingga bisa dinikmati anak-anak. Sejak 2018 inovasi ini kami lakukan, kami telah lakukan eksperimen agar makanan ini tetap enak dilidah anak-anak karena kita ketahui pada dasarnya daun kelor agak pahit, jadi kami harus berupaya mencari bentuk dan rasa yang tepat agar dinikmati anak-anak tapi rasa yang enak itu tidak harus mengurangi kandungan gizi pada kelor dan labu kuning itu sendiri,” imbuhnya.

Bentuk Cake Kebun ini semacam agar-agar, namun tuturnya ia mengemas produk ini dalam cup yang lebih kecil, kemudian diberikan kepada anak-anak.

Ia juga menyampaikan beberapa langkah-langkah awal yang dilakukan pihaknya dari mensosialisasikan kepada masyarakat Cake Kebun tersebut.

“Strategi awalnya itu kami melakukan dulu kordinasi ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sinjai dan Dinkes Provinsi terkait hal ini untuk mendapatkan masukan dan gambaran,” jelas drg. Irfan

“Setelah itu kami berkordinasi dengan pihak Desa Kalobba untuk mendukung hal ini dan mendorong bersama-sama karena kami berharap agar masyarakat Desa Kalobba bisa membudidayakan tanaman kelor dipekarangan rumah dan kami akan mengajarkan ke ibu PKK, ibu rumah tangga, dan kader Posyandu tentang Cake Kebun ini dengan harapan mereka dapat membuat makanan ini dengan biaya yang relatif murah dan bisa diambil dari tanaman sendiri,” sambungnya.

Progresif hingga saat ini di Desa Kalobba, tuturnya telah ada tanaman kelor di pos gizi masyarakat yang bisa dimanfaatkan, kepala keluarga juga telah membuat sajian Cake Kebun ini untuk diberikan kepada balita. Untuk memperkenalkan produk ini juga, pihak PKM Lappae memberikan Cake Kebun secara gratis kepada anak-anak yang berkunjung datang.

“Kami terus mencoba mengembangkan ini, karena harapan kami kedepan bukan hanya dari segi makanan namun bisa juga dari segi minuman. Semoga masyarakat bisa melihat bahwa kesehatan itu bisa berawal dari hal-hal sederhana, misalnya yang dipekarangan rumah walaupun simpel namun punya manfaat kesehatan yang lebih besar,” harapnya.

Diketahui, penghargaan tersebut pihaknya dapatkan bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.

“Bagi kami di Puskesmas Lappae, hal ini tidak berhenti sampai disini. Harapannya kedepannya kami bisa mengembangkan sosialisasi di setiap desa wilayah kerja Puskesmas Lappae,” kuncinya. (Red/Pensa)

0 Comments