UJARAN.MAKASSAR – Komunitas Penerima Beasiswa LPDP RI Angkatan 168 mengadakan webinar dengan tema “Digital Marketing sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi di Kala Pandemi”, Sabtu (30/1/21).
Sesi webinar ini dihadiri 172 peserta yang memiliki berbagai macam latar belakang dan berasal dari berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk peserta latih yang nantinya akan berpartisipasi dalam rangkaian program social project. Adapun kegiatan webinar diisi dengan penyampaian materi oleh beberapa narasumber dengan poin utama materi yang disampaikan, diantaranya :
1. Potensi sampah dan peningkatan daya jual sampah untuk menambah penghasilan yang disampaikan oleh perwakilan dari komunitas Octopus Indonesia, Musawwir Muhtar sebagai Chief Operating Officer (COO)-nya. Octopus Indonesia merupakan sebuah komunitas beranggotakan relawan-relawan yang menggerakkan sistem digital daur ulang sampah dan memberdayakan pemulung.
2. Strategi berjualan batik di kala pandemi yang disampaikan oleh perwakilan pengusaha batik Yogyakarta, Miftahudin Nur Ihsan, S. Pd. sebagai pemilik usaha CV. Smart Batik Indonesia. Smart Batik Indonesia sendiri merupakan produser batik tematik, batik instansi, dan batik sosialisasi yang maknanya tertera pada keunikan corak batik itu sendiri.
3. Pemanfaatan digital marketing untuk meningkatkan pemasaran usaha (sebagai solusi dari hambatan dan tantangan yang sudah dipaparkan oleh narasumber 1 dan 2) dari pakar dan praktisi digital marketing, Amanah Rakhim Syahida, Dosen di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Beliau juga merupakan Chief Executive Officer (CEO) Nirwana Wedding Organizer yang bergerak di bisnis manajemen acara pernikahan.
Awi, sapaan akrab Musawwir, mengatakan transformasi mindset dari ketidakpedulian dengan sampah menjadi kebanggan bagi pemulung yang menjadi mitra membutuhkan waktu. Adanya dampak ekonomi yang diraih oleh para mitra dan semua orang yang terlibat memudahkan proses edukasi lingkungan di masyarakat.
“Rata-rata pendapatan mitra 4 juta rupiah, bahkan ada juga yang sebulan mencapai 10 juta rupiah,” kata Awi.
“Sekarang sampah plastik bukan barang yang hina,” sambungnya.
Pembicara utama kedua, Miftahudin Nur Ihsan, pengusaha batik di CV. Smart Batik Indonesia pun menyebutkan bahwa para pebisnis UMKM mesti melakukan transformasi dan inovasi agar mampu bertahan era pandemi.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para pembeli produknya dengan menyebut mereka adalah para pahlawan bagi produk UMKM.
“Ini merupakan pendekatan psikologis agar loyalitas customer terbangun,” tambahnya.
Hal ini dikonfirmasi oleh narasumber ketiga, Amanah Rakhim Syahida, Dosen di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang sekaligus CEO Nirwana Wedding Organizer yang menambahkan inovasi baru dimulai dari kerangka knowledge.
“Bagaimana menciptakan inovasi baru dengan memanfaatkan digital marketing di kala pandemi ini? Bisa dimulai dengan membangun product knowledge yang kemudian dijadikan konten menarik di media sosial bagi pasar yang dibidik sebagai salah satu strategi digital marketing,” imbuhnya.
Sosial Project yang dilaksanakan oleh Komunitas Penerima Beasiswa LPDP RI Angkatan 168, Nala Bumintara dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Kota Makassar dan Provinsi D.I Yogyakarta. (red/pensa)
0 Comments