Warga Urip Sumoharjo Makassar Akui Genangan Air Lebih Cepat Surut

UJARAN.MAKASSAR – Curah hujan yang tinggi mengakibatkan air setinggi 30 hingga 50 sentimeter masih kerap menggenangi jalan di depan Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar. Namun di era kepemimpinan Nurdin Abdullah, masyarakat menilai masa surutnya banjir kini lebih cepat.

Hal itu diungkap oleh salah seorang warga yang tinggal tepat di seberang jalan Kantor Gubernur, Zusliawati. Berdasarkan pantauannya, air kini lebih cepat surut. Bahkan, membandingkan dengan banjir era gubernur-gubernur sebelumnya.

“Saya sudah tinggal di sini (depan kantor Gubernur Sulsel) selama kurang lebih 30 tahun. Tiga tahun belakangan banjir cepatji surut tawwa. Itupun jalan tergenang kalau hujannya deras sekali,” katanya saat ditemui oleh wartawan, Selasa, (19/1/2021).

Pengusaha ornamen batu alam tersebut menilai, proyek kolam retensi suda berjalan cukup baik. Meski begitu, ia ingin dilakukan perluasan agar daya tampung air bisa tambah banyak saat musim penghujan.

“Sekarang kondisinya membaikmi karena sistem kerja kolam retensi cukup baikmi. Tapi namanya juga musim hujan pasti ada yang namanya banjir walaupun sedikit,” sebut wanita berumur 43 tahun ini.

Zuliaswati berharap, Pemprov Sulsel tak hanya fokus pada penanganan banjir, namun juga memperhatikan kondisi jalan yang rusak dan berlobang.

“Kita harap jalan yang berlobang penyebab kecelakaan di kawasan Jl Urip Sumoharjo diperbaiki sebelum musim hujan tahun depan,” pintanya.

Sementara itu, merespons keluhan beberapa masyarakat terkait genangan air di depan kantor Gubernur Sulsel. Prof HM Nurdin Abdullah menegaskan, water storage yang merupakan hibah pemerintah Jepang sudah difungsikan. Hanya saja, intensitas air di daerah tersebut memang besar.

Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pengecekan dan pembersihan di saluran-saluran yang tersumbat. 

“Selama hujan tidak ekstrem (curah hujan tinggi) akan aman. Kalaupun iya, hanya butuh waktu sedikit untuk genangan air surut lebih cepat. Ini sudah ada kajian sebelumnya,” terangnya. (Red/Pensa)

0 Comments