UJARAN.INFO – Penduduk miskin di Indonesia kini tercatat sebanyak 27,55 juta orang. Angka tersebut setara dengan 10,19% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.
Penyebab utama meningkatnya jumlah penduduk miskin adalah dampak langsung dari pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu. Pandemi yang sudah berjalan setahun berpengaruh pada perubahan perilaku, aktivitas, dan pendapatan masyarakat.
Tengok saja, tingkat pengangguran terbuka (TPT) meningkat menjadi 7,07% pada Agustus tahun lalu. Selain itu, dilansir Ujaran dari Sindonews bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 29,12 juta orang berusia kerja terdampak pandemi.
Rinciannya, terdapat sebanyak 2,56 juta orang jadi pengangguran, lalu sekitar 0,76 juta masyarakat menjadi bukan angkatan kerja. Selanjutnya, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja. Dan, 24,03 juta orang bekerja dengan pengurangan jam kerja.
Adapun penduduk miskin paling banyak terdapat di Pulau Jawa sebanyak 14,75 juta orang. Sebaliknya, jumlah penduduk miskin terendah di Pulau Kalimantan sekitar 1,02 juta orang.
Dan, dilihat dari sisi persentase tertinggi untuk penduduk miskin terdapat di Maluku dan Papua sebesar 20,65%. Merujuk data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan di desa masih lebih tinggi dibandingkan di kota.
Namun, sepanjang September 2019 hingga September 2020 tercatat angka kemiskinan di perkotaan jauh lebih besar dibandingkan di perdesaan.
Hal itu terekam dari angka penduduk miskin di perkotaan meningkat sekitar 1,32%, sebaliknya di pedesaan tercatat hanya naik 0,60%. Jadi, dampak dari pandemi Covid-19 lebih terasa di wilayah perkotaan.
Meningkatnya angka penduduk miskin menyebabkan ketimpangan yang diukur berdasarkan rasio gini turut melebar.
Tercatat, ketimpangan pengeluaran penduduk menjadi 0,385 poin per September 2020 atau lebih buruk dari situasi September 2018 di mana rasio gini tercatat 0,384 poin.
Meski demikian, berdasarkan penilaian Bank Dunia (World Bank), tingkat ketimpangan tersebut masih dalam kategori rendah.
Meningkatnya angka penduduk miskin sebagai dampak dari pandemi Covid-19 bukan hanya menimpa Indonesia.
Berbagai negara di belahan bumi ini terus berkutak bagaimana menahan laju angka kemiskinan dan bagaimana membuat daya beli masyarakat semakin menguat.
Angka pengangguran melaju begitu cepat seiring dengan datangnya badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang berujung pada peningkatan angka kemiskinan. (red/pensa)
0 Comments