Refleksi semangat Pahlawan Bangsa dan Pengkhianat Bangsa

Foto penulis, Alex, S.Pd (Pengurus PC IMM BSKM DIY 2021).

UJARAN.OPINI – Memasuki usia yang ke 76 Tahun Indonesia merdeka, Negara ini ketika kita kembali kepada sejarah yang lampau, berdirinya bangsa ini bukan suatu yang mudah apatahlagi dikatakan hadiah dari penjajah maka hal tersebut sesuatu yang wajib kita sampaikan itu tidak sama sekali. Dimulai dengan perlawanan yang dilakukan oleh masing-masing kerajaan-kerajaan sampai kepada perlawanan yang menyatu atas nama tanah air Indonesia yang lakukan kepada para penjajah mulai dari Kaum Portugis sampai kepada penjanjah Jepang kala itu.

Berbicara tentang kata Pahlawan maka secara sederhana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Pahlawan” berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbananya dalam membela kebenaran. Maka kita bisa sebut bahwa Pahlawan Bangsangsa dan Negara Indonesia adalah mereka yang rela berkorban nyawa, harta dan waktunya untuk mencapai Indonesia merdeka yang secara sah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Muh. Hatta yang terjadi secara kilat yang berawal dari desakan pemuda yang sampai saat ini sehari sebelum kemerdekaan kita mengenal peristiwa penculikan Tokoh Nasional diantaranya Soekarno untuk proklamirkan kemerdekaan Indonesia secara cepat, itulah Peristiwa Rengasdengklok.

Dari Pulau Ujung Barat Indonesia kita mengenal salah satu Pahlawan yaitu Abddul Halim, dari wilayah tengah Indonesia dan dari wilayah timur Pattimura. Inilah sederet dari sekian banyak pahlawan Negara Indonesia hingga pada usia ke 76 Tahun RI ini kita mampu tinggal menikmati dan melanjutkan titipan mereka dan ketika dalam konteks sekarang Pahlawan adalah mereka yang berjuang atas nama kebeneran baik dari kalangan pemerintah, politikus, tenaga dokter, kesehatan dan pendidikan apatahlagi di masa Pandemi Covid-19 ini banyak pahlwan yang gugur di garda terdepan memutus rantai corona.

Tema yang diangkat pada peringatan 76 Tahun Indonesia adalah “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” tema ini saya pandang bisa dikatakan bahwa “Tangguh” dalam hal menumpas kebatilan seperti yang ditunjukan para pejuang terdahulu dan sudah kewajiban regenerasi sekarang menjadi pelanjut estafet, sehingga Indonesia mampu tumbuh dalam perspektif yang semakin jaya. Namun itu semua akan menjadi sia-sia ketika para “Pengkhianat Bangsa” masih tetap memiliki estafet regenerasi pula. Sehingga momentum hari Kemerdekaan ini bukan hanya Pahlawan yang harus dipopulerkan namun pengkhianat bangsa dan Negara yang berbuat karena mementingkan dan memenuhi nafsunya sendiri sehingga banyak rakyat yang sesngsara ataupun ada orang yang dilemahkan.

Saya ingin menyampaikan mengingat pahlawan di momentum ini adalah sebuah kewajiban agar regenerasi tetap memiliki rasa cinta tanah air dan mendapat contoh tokoh yang mampu membuat kita semua termotivasi menjadi pelanjut estafet kebaikan menuju Indonesia maju, Indonesia tanpa Koruptor dan Indonesia yang seluruh elemen mencerminkan nilai Pancasila yang bukan hanya dihafal atau sering dibacakan di hari penting Negara tetapi termanifestasi dalam hati dan perbuatan setiap elemen yang ada pada Pengelola Negara dan Rakyatnya. Mengapa perlu mengenal Pengkhianat Bangsa dan Negara yang dahulu pernah bersekutu dengan penjajah tapi lebih kepada kondisi hari ini Pengkhianat Bangsa merekalah yang selelu tidak berdalilkan kepentingan rakyat kemauanya, maka seperti orang melakukan korupsi Dana Bansos saat pandemi sekarang misalnya itu harus ditahu sehingga pemerintah kita bisa liat sejauh mana niat baiknya memberantas para pengkhianat tersebut. Agar kelak kita dan regenerasi kedepan malu dan tidak ingin menjadi pengecut dan pengkhianat bangsa dengan mengambil yang bukan hak kita. Semoga peringatan Kemerdekaan Indonesia yang usianya 76 Tahun ini rakyat dan para pengelolanya sadar bahwa Merdeka buka sesuatu yang akhir dari perjuangan namun merupakan awal untuk bisa menjadikan Indonesia Tangguh dan Indonesia Bangkit.

Oleh: Alex, S.Pd (Pengurus PC IMM BSKM DIY 2021)

0 Comments