LSP UNM Menggelar Workshop, Rektor Harap Ada Pendamping Ijazah

LSP UNM Menggelar Workshop, Rektor Harap Ada Pendamping Ijazah
Foto Rektor UNM, Prof Husain Syam saat memberikan sambutan.

UJARAN.MAKASSAR – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan pembukaan workshop Pengembangan Skema Sertifikasi Kompetensi di Hotel Remcy Panakkukang, Kecamatan Panakkukang, Kamis (21/10/21).

Workshop yang rencananya berlangsung selama 5 (lima) hari tersebut, yakni dari tanggal 21 – 25 Oktober 2021 dihadiri oleh Rektor UNM, Prof. H. Husain Syam, Wakil Rektor bidang Akademik, Prof. Hasnawi Haris, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Sukardi Weda, para Dekan, dan Ketua LP2MP UNM.

Kegiatan tersebut menghadirkan Master Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Ahmad Daud, Manager Srtifikasi dan Standarisasi LSP UNM dan Dyah Vitalocca serta Edi Suhardi Rahman.

Dalam laporannya, Ketua LSP UNM, Hasanah yang juga mengatakan workshop tersebut diikuti 8 (delapan) Fakultasn dengan jumlah 26 (dua puluh enam) Skema.

“Workshop ini diikuti 8 (delapan) Fakultas dengan jumlah 26 (dua puluh enam) Skema. LSP UNM akan bekerja untuk memberikan sertifikat kompetensi kepada mahasiswa,” ujarnya.

Hasanah juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut terlaksana atas kerjasama LSP UNM dengan BNSP.

“Saya berharap kegiatan workshop ini dapat memberikan manfaat kepada dosen dan mahasiswa. Kegiatan workshop ini terselenggara atas kerjasama LSP UNM dengan BNSP,” katanya.

Sementara itu, dalam sambutannya Rektor UNM, Prof. H. Husain Syam menegaskan bahwa UNM tidak ingin melahirkan alumni yang menjadi pengangguran.

“Kita tidak mau melahirkan alumni yang menjadi pengangguran, dan dengan kompetensi yang dimiliki, mereka akan memperoleh pekerjaan. Bapak dan Ibu-lah yang akan melakukan sertifikasi di tempat masing-masing,” tegasnya.

Tidak hanya itu, Prof. Husain Syam juga mengatakan bahwa dirinya berharap setiap mahasiswa yang memiliki skema dan mengikuti uji kompetensi mendapatkan sertifikat sebagai pendamping ijazah.

“Saya berharap setiap mahasiswa yang ada skemanya, dan mengikuti uji kompetensi akan mendapatkan sertifikat sebagai pendamping ijazah. Mahasiswa juga mampu mendapatkan lebih dari 1 (satu) kompetensi pada Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang dapat memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan di dunia industri atau perusahaan, bahkan mereka dapat membuka lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia juga menambahkan bahwa skema pertambangan sangat dibutuhkan di Sulawesi Selatan.

“Di Sulawesi Selatan, memungkinkan membuka Skema Pertambangan karena sangat dibutuhkan di lapangan. Skema lain yang memungkinkan adalah Skema Aktuaria,” pungkasnya. (Red/Kasmir)

0 Comments