UJARAN.MAKASSAR – Politikus Demokrat Sulsel, Irwan Patawari, angkat bicara mengenai statement demisioner Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah alias Ulla, yang siap membangun super tim. Ia mengaku tidak mengerti super tim seperti apa yang ingin dibentuk Ulla bila kembali dipercaya memimpin partai berlambang mercy.
Menurut Irwan, secara teoritis tentunya semua pemimpin pastinya ingin membangun super tim guna membesarkan organisasi atau partainya. Namun, kata dia, yang menjadi pertanyaan adalah bila sudah diberikan amanah, bahkan lebih dari satu periode, tapi ternyata gagal mewujudkan hal tersebut.
“Bahwa sudah terbukti selama tujuh tahun memimpin Demokrat Sulsel gagal membangun super tim. Indikatornya jelas, banyak pengurus yang tidak aktif yang akhirnya berdampak terhadap konsolidasi partai yang tidak berjalan maksimal,” ujar Irwan, Jumat (31/12/2021).
Ia juga membeberkan bahwa roda organisasi Demokrat Sulsel di bawah komando Ulla tidak berjalan maksimal karena tidak adanya perencanaan partai secara terarah. Setelah pelantikan pengurus DPD Demokrat Sulsel, tidak pernah ada rapat kerja untuk menyusun program partai ke depan.
Kondisi itu juga terus berdampak ke DPC Demokrat se-Sulsel. Hampir semua kepengurusan DPC tidak pernah dilantik. Olehnya itu, ia mengaku heran saat mendengar Ulla ingin membangun super tim, padahal sudah diberikan waktu selama tujuh tahun memimpin Demokrat Sulsel, tapi tidak kunjung merealisasikannya.
Lagi pula, ia menekankan super tim dapat dibangun jika pemimpin bisa merangkul semua elemen. Bukan sebatas di mulut, tapi perbuatan. Fakta di lapangan berkata lain. Hasil Musda Demokrat Sulsel menjadi bukti, dimana Ulla hanya mendapatkan suara minoritas DPC. Mayoritas suara malah ke rivalnya, Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
“Dukungan dari DPC-DPC sebagai garda terdepan partai juga kan sangat minim. Jadi, bagaimana caranya bisa membangun super tim,” tuturnya.
Menurut Irwan, guna membangun kembali kejayaan Demokrat, seluruh pengurus dan kader harus solid untuk melakukan kinerja nyata di bawah komando figur yang dapat diterima oleh mayoritas. Tidak bisa sebatas mengklaim kepengurusannya berhasil, padahal fakta di lapangan berkata lain.
“Partai ini harus dibangun dengan kerja nyata, bukan klaim-klaim semata yang berdampak turunnya kepercayaan rakyat,” unkapnya. (Red/Acc)
0 Comments