UJARAN.GOWA – Sebanyak 37 calon peserta Pendidikan Dasar ke XXV Mahasiswa Pecinta Alam Sultan Alauddin (Dikdas XXV Mapalasta) Makassar, mengikuti tes baca tulis Al-Qur’an, di Masjid UIN Alauddin Kampus II Samata, Sabtu (07/01/2023).
Ketua Umum Mapalasta Makassar, Hasbi Andrianto menjelaskan, tes kemampuan baca tulis Al-Quran merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh para calon peserta pendidikan dasar. “Ini persyaratan wajib,” terangnya.
Menurutnya, calon peserta harus tahu baca Al-Qur’an. “Kalaupun dia tidak tahu menulis, minimal dia tau bacaan Al-Qur’an,” ujarnya.
Andri menambahkan, untuk mendapatkan calon anggota yang berkualitas, pihak panitia pelaksana Dikdas XXV Mapalasta Makassar, tidak hanya menguji baca tulis Al-Qur’an tapi juga menguji juga pemahaman dasar-dasar ke-Islaman, wawasan kebangsaan, dan menggali potensi setiap calon anggota baru.
Sementara itu, Ketua Panitia Dikdas XXV, Busmanpa, menerangkan bahwa proses perekrutan calon anggota baru masih harus melalui sejumlah tahapan, diantaranya technical meeting, tes kesehatan, materi indoor dan diakhiri dengan materi outdoor.
Sebelumnya para calon peserta Dikdas XXV telah mengikuti tes lingkungan hidup dan tes wawancara.
“Sesuai dengan hasil keputusan rapat panitia, rangkaian pelaksanaan Dikdas ke 25 ini akan berlangsung hingga bulan Februari 2023,” terangnya.
Busmanpa menambahkan, khusus untuk persyaratan baca tulis Al-Qur’an, sejalan dengan salah satu tujuan Mapalasta yakni terbinanya mahasiswa pecinta alam yang akademis, pengabdi, religius dan bertanggungjawab akan kelestarian alam yang diridhoi oleh Allah SWT.
Pada pelaksanaan Dikdas XXV ini, panitia pelaksana mengusung tema “Fortis Fortuna Adiuvat” yang diambil dari pepatah Latin dan bermakna “Keberuntungan berpihak pada yang berani.”
Menurut Busmanpa, pendidikan dasar merupakan gerbang utama dan awal bagi para calon anggota Mapalasta. Pendidikan dasar lanjutnya akan menjadikan alam sebagai media utama untuk mendidik karakter bagi para calon anggota.
Mapalasta adalah organisasi yang bergerak di dunia kepecintaalaman dan petualangan. Organisasi yang berdiri sejak tahun 1993 ini memiliki 5 divisi, yakni Gunung Hutan (Mountaineering), Panjat Tebing (Rock Climbing), Susur Gua (Caving), Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue) serta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan (Environment & Humanity). (Red)
0 Comments