Arah Cak Imin Untuk Rekomendasi Pilkada Sulsel 2024 Masih Berubah?


Cak Imin dan Azhar Arsyad Ketua DPW PKB Sulsel

UJARAN, Jakarta - Di sebuah ruangan di lantai empat Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, suasana terasa penuh antusiasme pada Kamis, 15 Agustus 2024. 


Aula yang luas itu dipenuhi para politisi dan calon kepala daerah dari Sulawesi Selatan, yang semuanya datang dengan satu harapan—menerima rekomendasi resmi dari partai untuk bertarung dalam Pilkada Sulsel 2024.


Muhaimin Iskandar, yang lebih dikenal dengan sapaan Cak Imin, Ketua Umum DPP PKB, dengan tenang menyerahkan satu per satu dokumen penting kepada sembilan pasangan calon. 


Masing-masing dari mereka maju, penuh percaya diri, mengulurkan tangan untuk menerima secarik kertas yang bisa mengubah nasib politik mereka.


Proses penyerahan rekomendasi model B1-KWK ini dilakukan secara langsung oleh Cak Imin, dan disiarkan melalui kanal YouTube DPP PKB. Dengan didampingi oleh Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad, suasana pertemuan itu mencerminkan kekuatan PKB dalam mempengaruhi konstelasi politik di Sulsel.


Muhammad Haekal, Sekretaris DPW PKB Sulsel, tampak tegas dalam penjelasannya kepada media. 


"Pak Ketum PKB Muhaimin Iskandar serahkan langsung," ujarnya, sembari menekankan bahwa sembilan pasangan calon dari Sulsel telah diundang untuk hadir dan menerima rekomendasi.


Namun, di tengah kegembiraan yang mengiringi penyerahan rekomendasi ini, ada satu hal yang tak terelakkan dari perhatian para pengamat politik. Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Danny Pomanto dan Azhar Arsyad, dua nama besar yang diduga kuat akan menerima dukungan penuh dari PKB, justru belum mendapatkan rekomendasi mereka pada hari itu.


Pertanyaan pun muncul: Apakah ini berarti PKB masih mempertimbangkan pilihan lain? Apakah ada ruang bagi fleksibilitas dalam dukungan partai untuk Pilgub Sulsel?


Haekal dengan cepat menepis spekulasi tersebut, menegaskan bahwa dukungan DPP PKB kepada pasangan Danny-Azhar tetap kokoh. Namun, fakta bahwa rekomendasi itu belum diserahkan bahkan ketika pasangan lainnya sudah memastikan dukungan menimbulkan beragam interpretasi. 


"Mereka tetap akan menerima rekomendasi dalam waktu dekat," kata Haekal.


Namun, dalam politik, terutama di tingkat pilgub, kata "dekat" bisa memiliki arti yang luas. Waktu berjalan, dan dinamika politik bergerak dengan cepat. Sulsel, sebagai salah satu provinsi strategis di Indonesia, menjadi medan pertarungan yang tidak bisa dianggap remeh oleh partai manapun. 


Sembilan pasangan yang telah menerima rekomendasi tampak lega. Mereka pulang dengan rasa percaya diri yang meningkat, siap menghadapai tantangan berikutnya. Sementara itu, Danny Pomanto dan Azhar Arsyad masih menunggu momen mereka momen yang bisa datang kapan saja, dengan dukungan penuh dari PKB, atau mungkin juga dengan kejutan lain yang belum terduga. 


Di balik penundaan ini, tersirat pesan bahwa PKB tidak hanya bertindak cepat, tetapi juga cermat, dan mungkin saja, sangat strategis. Bagi Cak Imin, yang telah membawa PKB ke posisi penting dalam politik nasional, mungkin saja fleksibilitas adalah kunci. Dan di Sulsel, fleksibilitas itu mungkin akan menentukan siapa yang akhirnya akan menduduki kursi tertinggi di daerah ini. (jj).

0 Comments