Karnaval HUT RI di Sinjai, Warga Samaenre Berkuda Perlihatkan Semangat Perjuangan dan Budaya

Lurah Bongki, Andi Abdul Waris, yang memimpin langsung jalannya karnaval dari atas punggung kuda

UJARAN, Sinjai - Matahari bersinar terang di atas Jalan Poros Sinjai-Bone pada siang hari itu, Jumat, 16 Agustus 2024. Namun, terik mentari tak mampu meredupkan semangat warga Lingkungan Samaenre, Kelurahan Bongki, Kabupaten Sinjai, yang dengan penuh antusiasme menggelar karnaval untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. 

Karnaval ini bukan sekadar pawai biasa; ini adalah wujud dari cinta dan rasa syukur masyarakat terhadap kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia. Peserta karnaval yang berasal dari enam RT dan tiga RW di Lingkungan Samaenre, menampilkan keragaman budaya dan semangat perjuangan melalui kostum-kostum kreatif yang mereka kenakan. Ada yang berpakaian ala pahlawan nasional, sementara yang lain mengenakan pakaian adat yang menggambarkan kekayaan budaya Nusantara.

Di tengah keramaian, tampak Camat Sinjai Utara, Agus Salam, bersama Kapolsek Sinjai Utara, IPTU Sasmito, turut menyaksikan kemeriahan acara. Jalanan yang biasanya ramai oleh lalu lalang kendaraan, kini dipenuhi oleh iring-iringan karnaval yang berjalan dengan penuh kebanggaan. Meski sempat menimbulkan kemacetan, kehadiran personel dari Polsek Sinjai Utara dan Dinas Perhubungan dengan sigap mengatur lalu lintas, memastikan bahwa arus kendaraan tetap terkendali.

Lurah Bongki, Andi Abdul Waris, yang memimpin langsung jalannya karnaval dari atas punggung kuda, mengungkapkan bahwa acara ini diinisiasi oleh Kepala Lingkungan Samaenre. 

"Jadi masing-masing RT dan RW mengutus puluhan orang warga untuk ikut dalam karnaval hari ini," jelasnya dengan penuh semangat. Ia mengapresiasi kekompakan warga yang dengan rela meluangkan waktu, bahkan menghentikan aktivitas sehari-hari mereka, demi memeriahkan peringatan kemerdekaan ini.

Di antara kerumunan, wajah-wajah penuh semangat terlihat. Para petani yang biasanya sibuk di sawah, hari itu meninggalkan ladang mereka yang tengah memasuki musim panen. Mereka tidak memanen padi, melainkan memanen kebahagiaan dan kebanggaan, dengan berjalan beriringan dalam karnaval. Bagi mereka, ikut serta dalam perayaan ini adalah bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan.

"Di antara mereka sebagian besar adalah petani dan saat ini sudah masuk musim panen. Hari ini mereka tidak melakukan aktivitas panen demi untuk ikut memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di ajang karnaval ini," ucap Agus Salam dengan nada bangga. 

Karnaval ini tidak hanya sekadar parade, tetapi juga diperlombakan. Dewan juri yang telah ditunjuk menilai setiap kelompok peserta berdasarkan kreativitas kostum, kekompakan, dan kesesuaian tema perjuangan dan budaya. Dan saat Lurah Bongki melintasi garis depan dengan kudanya, seluruh peserta mengikuti di belakangnya, berbaris sesuai dengan RT dan RW masing-masing, seolah-olah menggambarkan persatuan yang erat di antara mereka.

Kegiatan karnaval ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga mengakar kuat di daerah-daerah seperti Sinjai. Di Lingkungan Samaenre, semangat itu tidak hanya dihidupi, tetapi juga dipertunjukkan dengan bangga, sebagai warisan yang akan terus mereka jaga untuk generasi mendatang.

Hari itu, di bawah langit Sinjai yang cerah, warga Lingkungan Samaenre tidak hanya merayakan kemerdekaan dengan karnaval. Mereka merayakan kebersamaan, kekompakan, dan cinta tanah air yang terus mengalir di dalam dada setiap anak bangsa. Karnaval ini menjadi simbol bahwa perjuangan dan kebudayaan adalah dua sisi dari satu koin yang tidak terpisahkan dalam perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. (jj)

0 Comments