UJARAN, Tasikmalaya – PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) meluncurkan program "Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu" di Desa Bojongkapol, Kabupaten Tasikmalaya, pada Kamis (26/09).
Program ini bertujuan mengoptimalkan lahan kritis seluas 100 hektare guna memenuhi kebutuhan biomassa untuk co firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang meresmikan program tersebut, menyambut baik sinergi antara PLN dan Kementerian Pertanian dalam memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.
"Kami siap bersinergi dan mendukung penuh agar program ini membawa manfaat besar bagi rakyat," ujar Sudaryono.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi sektor energi untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060. Selain itu, program ini berkontribusi pada pengentasan lahan kritis dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
"Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya sukses di Tasikmalaya, tapi juga direplikasi di wilayah lain," kata Darmawan.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa biomassa yang digunakan untuk co-firing sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Program ini melibatkan penanaman 100 ribu tanaman indigofera dan budidaya 205 ekor domba untuk mendukung ekosistem biomassa yang berkelanjutan.
Iwan menambahkan, sistem tumpang sari berupa cabai, tomat, dan timun juga diterapkan, sehingga masyarakat memperoleh penghasilan tambahan. Hingga Triwulan III 2024, PLN telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa di 46 PLTU, dan jumlah ini ditargetkan meningkat menjadi 10 juta ton pada 2025. (jj)
0 Comments