UJARAN.CO.ID, Jakarta – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengingatkan masyarakat untuk siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina Lemah yang diperkirakan akan berlangsung mulai November 2024 hingga Maret 2025. Dampak utama dari fenomena ini adalah meningkatnya curah hujan hingga 20-40%, yang dapat memicu banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya di seluruh Indonesia.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, fenomena La Nina Lemah ini dapat memicu curah hujan ekstrem yang mengancam sejumlah wilayah rawan bencana. Masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan, lereng gunung, dan bantaran sungai sangat dianjurkan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Fenomena ini berpotensi menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan puting beliung yang bisa mengancam keselamatan warga serta merusak infrastruktur dan ekosistem di banyak wilayah Indonesia," kata Dwikorita di Jakarta, Jumat (22/11).
Selain itu, fenomena La Nina Lemah juga meningkatkan potensi bencana lahar hujan di wilayah sekitar gunung berapi aktif. Lahar hujan terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik seperti pasir, abu, dan batu, yang bisa menimbulkan bencana di daerah-daerah yang berada di kaki gunung berapi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi curah hujan yang sangat tinggi, yang bisa mencapai lebih dari 2.500 mm per tahun di 67% wilayah Indonesia. Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Sulawesi adalah daerah yang diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan, sehingga risiko bencana semakin besar.
Di sisi lain, fenomena La Nina Lemah ini juga berpotensi memperburuk masalah banjir di wilayah yang sudah rawan terkena bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah dan masyarakat untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi agar potensi bencana dapat dihindari atau dikurangi dampaknya.
Fenomena ini diharapkan bisa menjadi pelajaran penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk lebih siap menghadapi bencana alam di masa depan. BMKG menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait dalam meningkatkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi perubahan iklim yang ekstrem.
0 Comments