Sebanyak 496 peserta dari 23 provinsi dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) memamerkan karya dalam empat kategori: Masyarakat, Ekonomi, Lingkungan, dan Taman Sains. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengapresiasi kontribusi ini sebagai wujud kreativitas generasi muda.
“Saya optimis Indonesia akan maju berkat kreativitas anak-anak bangsa. Proyek ini adalah bukti komitmen mereka untuk membangun negeri,” ujar Abdul Mu’ti.
Salah satu peserta, Nayla Faizha Efendi dari SMA Pradita Dirgantara, memperkenalkan The Hemisphere Project, proyek lingkungan berbasis teknologi untuk mengelola limbah plastik di Solo dan Boyolali. Prototipe teknologi seperti Trash Collector Ship dan aplikasi HawkEye menjadi solusi inovatif pengelolaan limbah.
Kepala Pusat Prestasi Nasional, Maria Veronica Irene Herdjiono, menegaskan pentingnya proyek sosial sebagai bagian dari pengembangan talenta bangsa. “Kami dorong peserta agar karya mereka memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Acara ini juga menghadirkan Pasar Inspirasa, Gelar Wicara, dan Panggung Inspirasa, yang memotivasi generasi muda untuk terus berinovasi. Selain itu, proyek sosial dalam program BIM mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), seperti energi bersih dan pengelolaan limbah.
Masyarakat dapat menyaksikan acara ini secara daring melalui tautan resmi Puspresnas untuk melihat langsung karya terbaik generasi muda Indonesia.
0 Comments