Peringatan dini BMKG sebelumnya memprediksi potensi hujan lebat disertai angin kencang pada 6-9 Desember 2024 akibat fenomena atmosfer. Modifikasi cuaca dilakukan dengan penyemaian awan menggunakan empat ton bahan semai selama dua hari berturut-turut.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, curah hujan di beberapa wilayah berhasil dikendalikan. Data satelit GSMaP menunjukkan penurunan hujan signifikan, khususnya pada 8 Desember, di hampir seluruh wilayah Jakarta.
Deputi Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto, menambahkan bahwa teknik ini mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman, sehingga tekanan pada daerah rawan banjir berkurang. Modifikasi ini juga efektif pada awal musim hujan untuk wilayah perkotaan padat penduduk.
Namun, Dwikorita mengakui bahwa kemampuan OMC memiliki keterbatasan, terutama menjelang puncak musim hujan dengan intensitas cuaca ekstrem lebih tinggi. Meski begitu, upaya mitigasi akan terus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.
BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, meskipun upaya mitigasi sudah berjalan. Masyarakat diminta mengikuti informasi terkini melalui kanal resmi BMKG untuk langkah antisipasi yang lebih baik.
Operasi ini menjadi langkah strategis mitigasi bencana, khususnya di Jakarta yang kerap terdampak banjir akibat intensitas hujan tinggi. Teknologi modifikasi cuaca dinilai efektif mengendalikan dampak buruk cuaca ekstrem bagi keselamatan masyarakat.
OMC di awal Desember menunjukkan pentingnya kolaborasi teknologi dan mitigasi untuk mengatasi ancaman hidrometeorologi. BMKG berkomitmen meningkatkan upaya ini selama musim hujan berlangsung.
0 Comments