Program Makan Gratis Presiden! Susu Akan Diganti Daun Kelor, Picu Perdebatan Nasional

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas), Muhaimin Iskandar

UJARAN.CO.ID, Jakarta– Wacana penggunaan daun kelor sebagai bahan makanan alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan simulasi sedang dilakukan untuk memastikan kandungan nutrisi dari penggantian susu dengan daun kelor.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas), Muhaimin Iskandar, menyampaikan keyakinannya bahwa Badan Gizi Nasional telah menghitung keseimbangan gizi dalam setiap asupan yang diberikan. Menurutnya, simulasi ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi masyarakat, khususnya kalori, protein, dan kalsium, terpenuhi secara optimal.

"Tentu ini menjadi kewenangan Badan Gizi Nasional. Mereka pasti menghitung dengan sangat teliti jumlah kalori, protein, dan kandungan lainnya agar masyarakat tetap mendapatkan gizi yang seimbang," ujar Muhaimin, Senin (23/12/2024).

Ia juga menekankan bahwa program MBG harus mengutamakan lokalitas bahan makanan, yang diharapkan mampu membangun ekosistem perekonomian daerah, termasuk melibatkan UMKM lokal. “Kalau kelor bagus, ya pakai kelor. Kalau UMKM bisa terlibat, maka harus dilibatkan," tambahnya.

Di sisi lain, Menko Pemmas juga menyoroti pentingnya pemberdayaan peternak susu lokal untuk memastikan ketersediaan susu dengan harga terjangkau. Ia menyebut, pertumbuhan sektor peternakan susu di daerah dapat mendukung keberhasilan program MBG tanpa mengesampingkan lokalitas bahan makanan.

Program ini, menurut Dadan Hindayana, akan menggunakan menu yang disesuaikan dengan kearifan lokal di setiap daerah. Ia mencontohkan bahwa telur ayam bisa menjadi sumber protein utama, sedangkan daun kelor dapat menggantikan kebutuhan kalsium yang biasanya didapatkan dari susu.

Namun, wacana penggantian susu dengan daun kelor memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat dan pakar. Sebagian pihak mendukung langkah inovatif ini sebagai upaya mendorong pemanfaatan potensi lokal, sementara lainnya mempertanyakan efektivitas daun kelor dalam menggantikan susu sebagai sumber utama kalsium.

Muhaimin optimistis bahwa simulasi yang sedang dilakukan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam menentukan kebijakan ini. “Semoga simulasi ini sukses sehingga program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," pungkasnya.

Program MBG diharapkan menjadi terobosan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Dengan simulasi yang matang dan pelibatan berbagai pihak, pemerintah optimistis program ini dapat menciptakan generasi sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

0 Comments