“Kita bisa melaksanakan kegiatan kita sesuai tupoksi kita masing-masing,” ujar Kk Ocha.
Dalam video yang beredar luas disosial media, ia menyoroti bahwa kedisiplinan seharusnya tidak hanya menjadi jargon dalam apel pagi, melainkan diwujudkan dalam kinerja sehari-hari. “Kedisiplinan bukan hanya sekadar di mulut. Bukan tiap hari Senin apel disampaikan kita harus disiplin-disiplin, tapi kita tidak bekerja dengan baik,” tegasnya.
Pernyataan ini mengundang perhatian saat kk Ocha menyindir perilaku bekerja hanya demi menyenangkan atasan/pimpinan. Ia menyebut bahwa bekerja dengan tujuan tersebut tidak mencerminkan profesionalisme.
“Bukan sekadar hanya menyenangkan pimpinan. Kalau cuma menyenangkan pimpinan, mending jadi penyanyi atau stand-up comedy,” ucapnya.
Sebagai ASN, kk Ocha menilai kedisiplinan harus menjadi budaya kerja, bukan hanya kewajiban formalitas semata. Ia mengajak seluruh staf untuk lebih fokus pada pengembangan kualitas kerja dan pelayanan kepada masyarakat.
“Kita ini pelayan, dan pelayanan itu harus dilakukan dengan hati yang disiplin,” lanjutnya.
Menurutnya, lingkungan kerja yang disiplin akan berdampak langsung pada efektivitas pelayanan publik. Ia berharap semua pihak dapat menjadikan kedisiplinan sebagai pondasi dalam setiap aktivitas.
“Kalau kita semua bekerja sesuai tupoksi dan disiplin, maka hasilnya akan maksimal. Bukan hanya untuk pimpinan, tapi juga untuk masyarakat yang kita layani,” tambah kk Ocha.
Akhir tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen ASN di lingkungan kerja dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Harapan kk Ocha menjadi pengingat bahwa kedisiplinan dan profesionalisme adalah kunci utama dalam menciptakan birokrasi yang menjadi pelayan masyarakat dengan hati dan tanggungjawab.
Belum lama ini di launching aksi perubahan kk Ocha "Pelaporan PBJ ADAMA" di Sekretariat DPRD Kota Makassar yang harapannya tentu mendorong budaya kerja positif demi mewujudkan pelayanan publik yang makin baik, tentu dimulai dengan kedisiplinan.
0 Comments