Suratmo (56) dan Sutijah (59), pasangan suami istri asal Desa Pelutan, Pemalang, tengah dilanda kekecewaan mendalam setelah menjadi korban penipuan yang melibatkan oknum anggota Polres Pemalang. |
UJARAN.CO.ID, Jawa Tengah – Suratmo (56) dan Sutijah (59), pasangan suami istri asal Desa Pelutan, Pemalang, tengah dilanda kekecewaan mendalam setelah menjadi korban penipuan yang melibatkan oknum anggota Polres Pemalang. Uang senilai Rp 900 juta yang mereka kumpulkan dengan menjual sawah kini hilang sia-sia, dan harapan kedua anaknya untuk menjadi polisi pun hancur.
Kisah ini bermula empat tahun lalu ketika Suratmo sedang mengantarkan bambu menggunakan becak. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang pria bernama WH, yang belakangan diketahui adalah ayah dari anggota Polres Pemalang berinisial WT. WH mengajak Suratmo untuk mampir ke rumahnya, dan di sanalah Suratmo pertama kali melihat foto WT.
WH kemudian menawarkan janji kosong kepada Suratmo, mengatakan bahwa kedua anaknya bisa masuk kepolisian dengan syarat memberikan sejumlah uang sebagai “ongkos” pengurusan. “Saya tanya, ‘Pak, anak saya pengin jadi polisi’. Lalu dia bilang, ‘Anaknya pingin jadi polisi, punya apa?’ Saya jawab, ‘Sawah, pekarangan, dijual untuk ongkos,’” ungkap Suratmo mengenang percakapan itu.
Setelah berbicara dengan istrinya, Suratmo memutuskan untuk menjual sawah warisan seluas 2.600 meter persegi. Hasil penjualan sawah tersebut mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Dari uang tersebut, Suratmo menyerahkan Rp 900 juta secara bertahap kepada oknum tersebut dengan harapan anak-anaknya bisa diterima di Polri.
Uang pertama yang diserahkan sebesar Rp 75 juta secara tunai, diikuti dengan Rp 275 juta tunai dan Rp 500 juta melalui transfer bank. Terakhir, Suratmo menyerahkan Rp 50 juta tunai sebagai bagian dari kesepakatan. Meski sudah menyerahkan hampir seluruh uangnya, kedua anak Suratmo tetap gagal diterima sebagai anggota Bintara Polri.
“Delapan hari setelah saya jual sawah, dia datang lagi ke rumah. Saya bilang, biar anak saya tidak ditempatkan jauh, cukup di Pemalang saja. Tapi kenyataannya, dua anak saya gagal menjadi polisi,” kata Suratmo dengan nada kecewa.
Hingga kini, pasangan suami istri tersebut belum menerima pertanggungjawaban dari pihak yang menjanjikan janji kosong tersebut. Suratmo dan Sutijah merasa sangat dirugikan, dan mereka kini berusaha untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib.
Kasus ini semakin menambah panjang daftar penipuan yang mengatasnamakan polisi dan menyasar warga yang memiliki harapan besar untuk anak-anaknya. Kepolisian diharapkan segera menyelesaikan kasus ini agar tidak ada lagi korban penipuan serupa yang
0 Comments