![]() |
Kementerian Agama (Kemenag) telah meresmikan Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. PLKI ini merupakan bagian dari Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) yang bertujuan meningkatkan kualitas dan distribusi Al-Qur’an di Indonesia. UJARAN.CO.ID, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) telah meresmikan Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. PLKI ini merupakan bagian dari Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) yang bertujuan meningkatkan kualitas dan distribusi Al-Qur’an di Indonesia. |
Kepala UPQ, Ismail Nur, menjelaskan bahwa PLKI terdiri dari empat lantai dengan konsep galeri, perpustakaan, arsip, dan museum. Fasilitas ini mencakup pameran mushaf, arsip sejarah percetakan Al-Qur’an, kaligrafi, serta koleksi mesin cetak bersejarah. Selain itu, terdapat ruang mini teater yang mampu menampung 200 orang. “PLKI terdiri dari empat lantai yang mengusung konsep galeri, library, archive, dan museum. Ada semacam pameran mushaf Al-Qur’an, arsip cetakan-cetakan, serta galeri mesin percetakan,” ujarnya.
Bangunan PLKI mengusung arsitektur khas budaya Islam Indonesia, menggabungkan ornamen kaligrafi dengan elemen lokal. Hal ini sejalan dengan misi Kemenag untuk memperkuat identitas keislaman yang moderat melalui pendekatan edukasi dan budaya. Ismail menambahkan, “PLKI tidak hanya fokus pada aspek fisik, tetapi juga pengembangan keilmuan. Diharapkan, PLKI dapat menjadi rujukan akademik bagi peneliti, santri, hingga masyarakat umum.”
Selain fasilitas di PLKI, UPQ juga menyediakan layanan percetakan buku untuk masyarakat umum. Ismail menyatakan bahwa percetakan Al-Qur’an dan buku fisik masih sangat relevan di tengah munculnya buku digital. “Kami menerima jasa percetakan dari masyarakat umum melalui skema Pendapatan Negara Bukan Pajak. Kita merasa, Al-Qur’an dan buku fisik masih sangat relevan karena dapat dibaca tanpa bergantung kepada daya listrik,” ujarnya.
Ke depan, UPQ berencana mencetak Al-Qur’an dengan menerapkan iluminasi khas Nusantara untuk mendorong kekayaan budaya Indonesia dalam konteks keagamaan, namun tetap menjaga nilai syariat. Ismail menambahkan, “UPQ terus menjaga syariat dalam proses percetakan. Mulai dari bahan baku kertas yang halal, tata letak Al-Qur’an yang tidak boleh ditempatkan di bawah, hingga pegawai percetakan yang selalu menjaga wudu.”
Ismail juga menargetkan untuk memperluas distribusi mushaf hingga ke luar negeri sebagai bagian dari diplomasi budaya untuk mempromosikan Islam Indonesia yang ramah dan inklusif. “Ke depan, UPQ berencana memperluas distribusi mushaf tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri. Langkah ini sekaligus menjadi diplomasi budaya untuk mempromosikan Islam Indonesia yang ramah dan inklusif,” ujarnya.
Dengan adanya PLKI dan layanan percetakan ini, diharapkan kualitas dan distribusi Al-Qur’an di Indonesia dapat meningkat, serta menjadi pusat literasi keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
0 Comments