PLN Resmikan Program Electrifying Agriculture di Sidrap, Ini Kata Bupati Syahar

PT PLN (Persero) meresmikan program Electrifying Agriculture (EA) di Kabupaten Sidenreng Rappang pada Rabu (12/3) sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan. 

UJARAN.CO.ID, SIDENRENG RAPPANG – PT PLN (Persero) meresmikan program Electrifying Agriculture (EA) di Kabupaten Sidenreng Rappang pada Rabu (12/3) sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan. Peresmian ini dilakukan secara simbolis oleh Dandim 1420 Sidenreng Rappang, Letkol Inf. Awaloeddin S.I.P.Bupati Sidenreng Rappang, H. Syaharuddin Alrif, dan PLH General Manager PT PLN (Persero) UID Sulselrabar, Edyansyah.

Program EA PLN memberikan solusi listrik bagi petani untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dengan menggunakan listrik, petani di Sidrap mampu menghemat biaya operasional hingga 63%. “Kami mencatat sebanyak 34 kelompok tani yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang telah teraliri listrik. Kami sebagai perwakilan warga serta petani mengucapkan terima kasih atas upaya PLN dalam menghadirkan pompanisasi listrik. Kami optimis dengan adanya listrik, bisa meningkatkan produktivitas hasil panen petani di sini,” ujar H. Syaharuddin Alrif.


Bupati juga menegaskan bahwa program ini akan membantu petani meningkatkan hasil panen hingga tiga kali dalam setahun. Hal ini sejalan dengan program ketahanan pangan yang terus didorong pemerintah daerah.


Salah satu petani di Kelurahan Baranti, Kabupaten Sidenreng Rappang, Suyuti, mengaku sangat terbantu dengan program EA PLN. Sebelum menggunakan listrik, ia mengandalkan tabung gas untuk pengairan sawah, yang biayanya jauh lebih tinggi. “Sebelumnya, kami hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga saat musim kemarau para petani di Kelurahan Baranti cenderung memanfaatkan tabung gas sebagai sumber energi utama untuk mengairi sawah padahal biaya operasionalnya tinggi,” ujarnya.


Suyuti mencatat sebelum beralih ke listrik, ia menghabiskan sekitar 90 tabung gas tiga kilogram per bulan dengan total biaya Rp2,4 juta untuk mengairi setengah hektare sawah. Namun, setelah menggunakan listrik, biaya tersebut turun drastis. “Alhamdulillah dengan hadirnya listrik PLN, pengairan sawah bahkan menjadi lebih luas yaitu mencapai lima hektare dan saya hanya menghabiskan biaya Rp950 ribu untuk membeli token per bulannya. Artinya ini bisa menghemat hingga 63%,” ujarnya.


PLH General Manager PT PLN (Persero) UID Sulselrabar, Edyansyah, menyatakan bahwa program Electrifying Agriculture hadir untuk membantu meningkatkan produktivitas usaha masyarakat di bidang pertanian, perkebunan, hingga perikanan. “Kami akan terus berinovasi dan terus memberikan pelayanan terbaik dengan sistem kelistrikan yang andal dan membawa manfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sekadar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.


Edyansyah menambahkan bahwa program ini juga dirancang untuk mendorong modernisasi pertanian melalui teknologi berbasis listrik. “Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujarnya.


Lebih lanjut, ia merinci bahwa hingga Januari 2025, total pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat telah mencapai 3.820 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 191.618 kiloVolt Ampere (kVA).


Sementara itu, Dandim 1420 Sidenreng Rappang, Letkol Inf. Awaloeddin S.I.P., menyampaikan apresiasinya terhadap upaya PLN dalam mendukung sektor pertanian di wilayahnya. “Program ini sangat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kami berharap program ini bisa terus diperluas agar semakin banyak petani yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.


Peresmian ini menjadi bukti nyata bahwa pemanfaatan listrik untuk pertanian dapat mendorong efisiensi biaya dan meningkatkan hasil panen, sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.

0 Comments