![]() |
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima audiensi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Selatan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR di Balai Kota Makassar, Jumat (14/3/2025). |
UJARAN.CO.ID, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima audiensi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Selatan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR di Balai Kota Makassar, Jumat (14/3/2025). Pertemuan ini membahas mekanisme pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari, termasuk proses serah terima aset dan penunjukan operator pengelola sistem tersebut.
Kepala Seksi Pelaksanaan BPPW Sulsel II, Suryanti, menjelaskan bahwa IPAL Losari telah selesai dibangun, tetapi masih menunggu kepastian dalam pengelolaannya.
“Kami ingin meminta arahan bagaimana mekanisme pengelolaan IPAL Losari ke depan, terutama siapa yang akan ditunjuk sebagai operatornya. Selain itu, ada empat unit peralatan tambahan yang masih menunggu surat percepatan serah terima aset,” ujarnya.
Menurut Suryanti, biaya operasional IPAL Losari diperkirakan mencapai Rp5 miliar per tahun, mencakup kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, biaya listrik, serta pemeliharaan sistem. Oleh karena itu, ia berharap Pemkot Makassar segera menentukan skema tarif layanan agar masyarakat terdorong untuk menyambungkan rumah mereka ke sistem tersebut.
“Rencana penyambungan Sambungan Rumah (SR) tahun 2024 melalui program hibah air limbah setempat ditargetkan sebanyak 370 unit, serta 1.500 unit dari program Instruksi Presiden percepatan layanan pengelolaan air limbah domestik,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan waktu untuk mengkaji alur pengelolaan IPAL Losari sebelum mengambil keputusan final.
“Saya ini masih baru, sehingga saya akan duduk berkoordinasi dengan pihak terkait. Saya mau lihat seperti apa sejarah perjalanan IPAL ini, bagaimana prosedur yang ada di dalamnya, baru kita ambil keputusan. Saya minta waktu sedikit,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa IPAL Losari merupakan proyek penting dalam meningkatkan sistem sanitasi kotadan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warga Makassar.
“Kota Makassar membutuhkan sistem sanitasi yang baik, dan IPAL Losari adalah bagian dari upaya itu. Namun, pengelolaannya harus dilakukan oleh pihak yang tepat agar sistem ini berjalan efektif,” ujarnya.
Untuk memastikan pengelolaan yang optimal, Munafri menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan menyerahkan pengelolaan kepada PDAM Makassar atau instansi lain yang lebih kompeten.
“Saya akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan operator yang dipilih benar-benar mampu mengelola IPAL secara komprehensif. Jangan sampai kita salah memilih dan berdampak pada keberlanjutan sistem ini,” ujarnya.
Munafri berharap semua pihak dapat bersinergi dalam mempercepat proses operasional IPAL Losari, sehingga sistem ini dapat segera berfungsi penuh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Makassar.
0 Comments