Harga Kelapa Parut Melonjak, Pedagang Nasi Padang Terpaksa Hapus Menu Rendang


Seorang pedagang warung nasi Padang serba Rp12 ribuan di kawasan Depok, Jawa Barat, mengungkapkan keluhannya atas lonjakan harga kelapa yang kini mencapai Rp25 ribu per butir, dari sebelumnya hanya sekitar Rp10 ribu.


UJARAN.CO.ID, DEPOK — Kenaikan harga kelapa parut yang meroket drastis membuat sejumlah pedagang warung nasi Padang kelimpungan. Bahkan, salah satu menu andalan yakni rendang terpaksa dihapus dari daftar jual karena biaya produksi yang tidak lagi seimbang dengan harga jual.


Seorang pedagang warung nasi Padang serba Rp12 ribuan di kawasan Depok, Jawa Barat, mengungkapkan keluhannya atas lonjakan harga kelapa yang kini mencapai Rp25 ribu per butir, dari sebelumnya hanya sekitar Rp10 ribu.


Di saya udah semingguan kemarin (sejak buka abis lebaran) gak jual rendang dulu. Soalnya saya beli kelapa biasanya Rp7.000an, sekarang Rp20 ribuan, wah gak kuat,” ujarnya pada Selasa (15/4/2025).


Menurutnya, pelanggan masih bisa menerima keputusan tersebut. Beberapa memang menanyakan menu rendang, tetapi tetap memilih menu lain setelah diberi penjelasan. “Ada sih beberapa yang tanya, tapi pas saya bilang gak ada ya mereka ganti menu lain. Paham juga kalau harga lagi mahal,” ujarnya.


Untuk menu lain berbahan dasar santan, seperti gulai ayam, pedagang ini mengaku masih bisa menjualnya dengan harga normal meskipun ada penyesuaian dalam penggunaan bahan. “Kalau ayam gulai masih (harga normal) karena santannya gak sebanyak untuk rendang, cuma memang nggak sekental biasanya, kalau biasanya bikin kuah pake 3 kelapa saya kurangi jadi 2 buah,” ujarnya.


Namun, penyesuaian harga dilakukan khusus untuk pelanggan yang memesan bungkus dan meminta kuah dipisah. “Kalau ada yang bungkus dan minta kuah dipisah kita kasih tau harganya nambah Rp3.000 dan kalau pakai sayur jadi nambah Rp5.000. Kalau campur di nasi ya tetap harganya. Menu lain juga normal,” ujarnya.


Lonjakan harga kelapa parut ini dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama konsumen setia warung makan sederhana yang biasa mengandalkan menu lengkap bersantan seperti rendang dan gulai.


Sejauh ini, belum ada langkah konkret dari pemerintah terkait fluktuasi harga bahan pokok tersebut, meski keluhan serupa mulai banyak terdengar dari pelaku usaha kuliner kecil hingga menengah.


Situasi ini menjadi cerminan nyata bagaimana kenaikan harga bahan pokok bisa mempengaruhi keseharian masyarakat, termasuk dalam menikmati kuliner khas Indonesia seperti nasi Padang.


Jika kondisi ini terus berlanjut, pedagang berharap ada solusi atau subsidi bahan baku agar usaha mereka tetap bisa bertahan. “Harapan kami sih harga kelapa bisa turun lagi, supaya kami bisa jual rendang lagi dan pelanggan juga senang,” ujarnya.

0 Comments