![]() |
Kepala Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS), Ahmad Khoirul Umam, menyebutkan bahwa pasar AS selama ini menjadi tujuan utama produk tekstil nasional. |
UJARAN.CO.ID, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap barang impor yang masuk ke AS. Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak besar pada ekspor Indonesia, terutama di sektor tekstil.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS), Ahmad Khoirul Umam, menyebutkan bahwa pasar AS selama ini menjadi tujuan utama produk tekstil nasional. Dengan adanya tarif baru, daya saing produk Indonesia bisa melemah.
“[Namun] kini berpotensi menghadapi tekanan berat karena produk-produk tekstil murah dari China mulai membanjiri pasar global akibat beralih dari pasar AS,” ujarnya.
Menurutnya, kenaikan tarif tersebut membuat produk ekspor Indonesia menjadi lebih mahal di pasar Amerika. Akibatnya, konsumen di AS akan beralih ke produk alternatif dari negara lain yang tidak terdampak kebijakan ini.
“Akibatnya, volume ekspor Indonesia ke Amerika Serikat diperkirakan mengalami penurunan serius, yang berdampak langsung terhadap pendapatan devisa negara,” ujarnya.
Selain sektor ekspor, pelemahan nilai tukar rupiah juga berisiko meningkatkan harga barang impor yang menjadi kebutuhan industri dalam negeri. Hal ini dapat memicu inflasi dan menekan daya beli masyarakat.
“Pelemahan rupiah berdampak pada meningkatkan biaya impor berbagai komoditas penting seperti bahan baku industri, barang konsumsi, serta bahan bakar, yang pada akhirnya mendorong peningkatan inflasi domestik,” ujarnya.
Untuk mengatasi dampak negatif kebijakan tarif AS, Indonesia disarankan memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara lain, termasuk melalui BRICS. Langkah ini diharapkan bisa membuka pasar baru bagi produk ekspor nasional.
“Langkah-langkah ini diharapkan mampu memperkecil dampak negatif dari kebijakan tarif AS dan menjaga stabilitas serta keberlanjutan perekonomian nasional dalam jangka panjang,” ujarnya.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait strategi menghadapi kebijakan tarif baru AS ini. Namun, pelaku industri berharap ada langkah konkret untuk menjaga daya saing ekspor nasional di tengah persaingan global yang semakin ketat.
0 Comments