Kursi Dubes Indonesia Di Amerika Kosong Dua Tahun


Kosongnya kursi strategis Dubes RI di Washington DC menjadi sorotan setelah kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump.

UJARAN.CO.ID, JAKARTA – Posisi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat diketahui telah kosong selama hampir dua tahun, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan masa tugasnya pada 17 Juli 2023. Hingga kini, baik Presiden sebelumnya Joko Widodo maupun Presiden saat ini Prabowo Subianto, belum menunjuk pengganti.


Kosongnya kursi strategis Dubes RI di Washington DC menjadi sorotan setelah kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump. Situasi ini memicu pertanyaan publik mengenai kelanjutan hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat, mengingat pentingnya peran Dubes dalam menyikapi isu perdagangan internasional.


“Sejak Rosan Roeslani ditarik sebagai Wakil Menteri BUMN, posisi Dubes RI di AS tidak lagi terisi,” ujarnya.


Rosan Roeslani sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk AS sebelum ditarik ke kabinet Presiden Jokowi. Penunjukan pengganti belum dilakukan hingga pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto berjalansejak Oktober 2024.


“Sampai saat ini, belum ada pengumuman resmi siapa yang akan mengisi posisi tersebut,” ujarnya.


Data dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mencatat, sejak era Presiden Soekarno hingga Jokowi, sudah ada 21 nama yang pernah menjabat Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat. Nama-nama itu mencerminkan pentingnya posisi ini dalam mendukung kebijakan luar negeri Indonesia.


“Dari era Soekarno hingga Jokowi, posisi Dubes AS selalu diisi tokoh-tokoh penting,” ujarnya.


Baca Juga

Pada masa Presiden Soeharto, beberapa tokoh yang menjabat antara lain Soedjatmoko, Roesmin Noerjadin, dan Arifin Siregar. Sementara di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tercatat nama Dino Patti Djalal dan Budi Bowoleksono pernah menjabat.


“Setiap periode pemerintahan memiliki kebijakan diplomasi yang berbeda, tergantung pada dinamika hubungan bilateral,” ujarnya.


Selama masa Presiden Jokowi, posisi tersebut diisi oleh Mahendra Siregar, Muhammad Lutfi, dan terakhir Rosan Roeslani. Hingga kini, nama pengganti belum ditetapkan baik oleh Jokowi menjelang akhir masa jabatan, maupun oleh Presiden Prabowo setelah dilantik.


“Kami masih menunggu keputusan resmi dari Istana mengenai pengisian posisi strategis ini,” ujarnya.


Kosongnya jabatan ini menjadi perhatian di tengah meningkatnya isu geopolitik dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang berdampak pada perdagangan Indonesia.


“Dubes adalah ujung tombak diplomasi, apalagi dalam isu dagang dan kebijakan tarif AS,” ujarnya.


Penunjukan Dubes Indonesia untuk AS dinilai mendesak demi mengamankan kepentingan ekonomi dan politik Indonesia di kancah global, khususnya dalam hubungan bilateral dengan salah satu mitra strategis utama di dunia.


“Kami berharap Presiden segera menunjuk Dubes baru demi memperkuat hubungan bilateral RI-AS,” ujarnya.

0 Comments