![]() |
Dalam tangkapan layar yang beredar, terlihat struk digital transfer BCA senilai Rp2.550.000 dengan status “Transfer Successful”. |
UJARAN.CO.ID - Jagat maya dihebohkan oleh unggahan viral struk transfer BCA palsu yang disebut dapat dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan seperti ChatGPT. Unggahan tersebut pertama kali muncul di Facebook dan menyebar luas ke berbagai platform lain seperti Instagram dan X (dulu Twitter).
Dalam tangkapan layar yang beredar, terlihat struk digital transfer BCA senilai Rp2.550.000 dengan status “Transfer Successful”. Namun, keterangan tambahan dalam unggahan menyebut bahwa struk transfer digital bisa diedit dengan mudah menggunakan AI, sehingga memicu kekhawatiran netizen terhadap potensi penipuan digital.
“Semakin update nanti bisa makin bahaya pula ini ChatGPT. Ini modelan struk dari MyBCA saja masih bisa diubah sama AI, apalagi model polos,” tulis akun Facebook Ril Arlh dalam unggahannya yang kini viral, ujarnya.
Ramainya perbincangan soal kemampuan AI manipulasi struk BCA mendorong warganet untuk saling mengingatkan pentingnya verifikasi langsung di aplikasi resmi perbankan, bukan hanya percaya pada tampilan visual struk digital yang bisa direkayasa.
“Pentingnya m-banking biar bisa ngecek transferan tanpa ke ATM dulu,” tulis akun @auliatrpr di Instagram, ujarnya.
Kemunculan fenomena ini menyoroti celah baru dalam penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan, yang kini mampu memalsukan dokumen transaksi bank seperti struk transfer BCA. Walaupun hasil manipulasi masih terlihat kasar bagi mata terlatih, tetapi bagi orang awam, tampilan palsu ini bisa tampak sangat meyakinkan.
“AI kini bukan hanya menghasilkan teks dan gambar, tapi juga dokumen palsu yang menyerupai aslinya,” kata pakar teknologi digital dari Universitas Indonesia, ujarnya.
Pihak bank pun memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak langsung percaya pada bukti transfer dalam bentuk gambar atau tangkapan layar. Verifikasi melalui mobile banking atau internet banking resmi menjadi langkah wajib untuk memastikan keaslian transaksi.
“Kami menyarankan seluruh nasabah untuk selalu mengecek riwayat transaksi melalui aplikasi resmi BCA agar terhindar dari penipuan digital,” ujar perwakilan Bank BCA, ujarnya.
Menurutnya, setiap struk resmi dari BCA memiliki elemen verifikasi yang tidak bisa ditiru begitu saja oleh aplikasi pengolah gambar atau AI berbasis teks, sehingga pembuktian harus melalui sistem langsung.
“Jika ada keraguan terhadap bukti transfer, segera hubungi customer service atau datang ke kantor cabang terdekat,” tambahnya, ujarnya.
Maraknya struk BCA palsu dari AI seperti ChatGPT ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih cermat dalam transaksi digital. Edukasi digital dan kesadaran terhadap teknologi kini menjadi kunci untuk mencegah korban penipuan.
0 Comments